Apa sih Gunanya Blur dan Sensor pada Foto?
Beberapa waktu kemudian Indonesia diramaikan agresi terorisme yang terjadi secara beruntun. Banyak media Indonesia yang menulis isu seputar insiden tersebut. Permintaan pembaca isu begitu tinggi pada kelanjutan isu warta terorisme.
Tentunya pemberitaan yang begitu cepat memotivasi kontributor untuk menuliskan opininya. Sumber sumber acuan terpercaya pun gampang didapat termasuk memperoleh foto. Pemilihan foto yang sempurna sanggup menarik minat pembaca pada artikel Anda. Kendati demikian, tetap harus menghormati kaidah kaidah kesopanan yang berlaku.
Berikut fungsi blur dan sensor pada foto :
1. Menghormati pengalaman traumatik yang dirasakan orang yang di foto.
Menghormati pengalaman traumatik |
Pasangan suami istri ini diduga menjadi korban salah tembak yang dilakukan Densus 88. Blur pada foto wajah dilakukan untuk menghormati privasi dan pengalaman kurang mengenakkan yang dialami pasangan tersebut.
2. Menghormati privasi korban
Menghormati privasi korban |
Privasi harus ditutup |
Dua artikel di atas menampilkan foto mengenai korban perkosaan dan terorisme. Kita patut berempati kepada kedua korban insiden bencana tersebut. Foto korban tanpa sensor sanggup menimbulkan rasa aib yang berkepanjangan. Kita mensensor wajah mereka sudah membantu memulihkan luka batin mereka.
3. Jangan Hakimi Pelaku
Jangan main hakim sendiri |
Terkadang kita merasa kesal dengan tindakan pelaku yang di luar batas. Perbuatan mereka sudah merugikan banyak pihak. Namun begitu, bukan berarti kita sanggup semena mena menghina mereka dengan memasang foto wajah pelaku. Keluarga para pelaku akan merasa aib jikalau kerabat mereka tersangkut tindak pidana.
0 komentar