5 menit lebih Mengenal Sumpit
Sejarah Sumpit
Perkiraan para ahli, sumpit pertama kali diciptakan sekitar 4,000-5,000 tahun kemudian di Cina. Tadinya, sumpit hanya dipakai untuk masak. Dulu bentuknya lebih panjang dari sumpit yang biasa kau pakai sekarang, sehingga ideal untuk dicelupkan ke dalam air atau minyak panas ketika masak.
Tahun 400 setelah Masehi, ada ledakan populasi di Cina, sehingga porsi kuliner masyarakatnya masing-masing harus dijatah. Alhasil, potongan kuliner orang-orang Cina jadi lebih kecil, deh. Selain supaya cukup, potongan kecil juga menciptakan makanannya lebih cepat matang ketika dimasak.
Nah, sebab memakan kuliner berpotongan kecil lebih lezat pakai sumpit, balasannya sumpit berkembang menjadi alat makan. Seiring dengan populernya sumpit di Asia, penggunaan pisau juga mulai terbenam. Pisau juga mulai jadi nggak beken di Cina, sebab ukuran kuliner mereka semakin kecil. Apa yang mau dipotong? Apalagi, materi baku sumpit (bambu) juga sanggup lebih murah daripada pisau.
Di zaman dinasti Cina, kadang sumpit dibentuk dari perak, untuk menghindari keracunan makanan. Hah, kok bisa? Karena katanya, orang Cina dulu percaya bahwa peralatan makan perak akan jadi menghitam kalau menyentuh racun yang mematikan.
Sayangnya, perak nggak jadi hitam kalau menyentuh sianida atau arsenik. Tapi yang niscaya sanggup memang berubah warna kalau menyentuh bawang putih busuk, bawang bombai busuk, atau telur busuk, sebab makanan-makanan amis tersebut mengeluarkan hydrogen sulfide yang sanggup bereaksi terhadap perak.
Filosofi dari menggunakan sumpit
Tren pemakaian sumpit sering dihubungkan dengan anutan Konfusius, seorang filsuf legendaris yang juga vegetarian. Katanya, Konfisius percaya bahwa alat makan yang tajam (seperti garpu dan pisau) berkonotasi dengan kekerasan, jadi dia nggak suka orang makan pakai pisau.
Katanya, Konfusius pernah bilang,“Orang terhormat akan menjauhkan dirinya dari rumah jagal dan dapur [untuk memasak daging]. Dan dia tidak akan memperbolehkan ada pisau di meja makannya.”
Wah, dari sisi ini, berarti sumpit sanggup dilihat sebagai tanpa perdamaian ya, gaes!
Katanya, efek Konfisius inilah yang menjadikan kenapa ujung sumpit selalu tumpul, dan kita dianggap pamali kalau menusuk kuliner dengan sumpit.
Trus, yang lebih baiklah lagi, sumpit sanggup melatih kesabaran, lho. Iya, dong. Saat makan, pastinya lebih simpel menyekop kuliner dan memasukannya ke lisan dengan sendok. Tetapi kalau kau makan dengan sumpit, kau harus menyuap makananmu satu persatu, dengan pelan-pelan.
Melatih kesabaran banget, tuh!Fungsi dari sumpit
Terkait dengan filosofi sabar di atas, kini ini ada andal gizi yang menyarankan kau makan pakai sumpit, kalau mau menurunkan berat badan.
Alasannya? Ya, itu tadi. Praktis untuk menjejali kuliner ke lisan dengan sendok, tapi nggak demikian dengan sumpit. Kamu harus menyuap makananmu satu persatu pelan-pelan, sehingga kau jadi lebih aware dengan apa yang kau makan. Makan perlahan juga menciptakan tubuh kau lebih cepat merasa kenyang, sehingga kau terhindar dari makan berlebihan. Lagipula, sumpit menciptakan kau susah menyendok banyak sekali saos yang sangat bikin gendut! Seperti kuah santan, salad dressing, mayones, dan sebagainya.
Jadi, coba, deh, biasakan makan dengan sumpit. Bahkan kalau kau makan pizza, misalnya, coba potong-potong saja dulu, atau comot topping-nya satu-per satu. Mau lebih cepat kurus lagi? Setiap menyuap, taruh dulu sumpit kau di meja, trus kunyah makananmu dengan perlahan. Ketika mau nyuap lagi, gres ambil lagi sumpitnya. Dijamin cepat kenyang (dan cepet pegel, hihihi)
Jika Anda tidak terbiasa menggunakan sumpit, sanggup sedikit rumit untuk mulai membiasakannya. Namun, kalau Anda ingin menikmati kuliner Jepang, menggunakan sumpit yaitu sebuah keterampilan yang Anda perlukan! Kami akan memperkenalkan cara yang benar untuk memegang dan menggunakan sumpit.
Tentang Sumpit
Di Jepang, kuliner terutama dimakan dengan menggunakan sumpit, yang disebut 'hashi' dalam bahasa Jepang. Hal ini terutama berlaku untuk kuliner Jepang, hampir semuanya dimakan hanya dengan menggunakan sepasang sumpit. Sumpit tidak hanya dipakai ketika makan nasi dan lauk, tetapi juga mie, menyerupai soba dan udon.Mari kita Coba Memegang Sumpit
Pertama, ambilah satu sumpit, kemudian capitlah di antara ibu jari dan jari telunjuk Anda, menyerupai memegang pena. Ini yaitu cara memegang sumpit pecahan atas. Cobalah untuk menggerakkannya. Sumpit ini sanggup digerakan ke atas dan ke bawah. Adapun sumpit kedua, istirahatkanlah di pecahan bawah diantara ibu jari dan jari telunjuk, dan juga menyentuh sisi jari manis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:Titik 1: Anda harus bertujuan untuk memegang sumpit sekitar sepertiga dari pecahan bawahnya.
Titik 2: Sumpit secara alami harus disangga oleh jari anggun dan jari kelingking.
Titik 3: Chopsticks harus pas dan nyaman untuk dipegang.
Mari kita Coba Menggerakkan Sumpit
Setelah Anda sanggup memegang kedua sumpit, berikutnya Anda sanggup mencoba menggerakkannya. Sumpit dibagian atas harus didukung oleh sendi pertama dari jari tengah. Saat dipegang dengan benar, ujung sumpit harus menyentuh secara bersamaan, sedangkan pecahan lainnya tidak. Dalam keadaan ini, gerakkan sumpit pecahan atas naik dan turun antara jari tengah dan telunjuk. Kali ini, cobalah untuk tidak menggerakkan pecahan bawah sumpit. Jika dilakukan dengan benar, ujung sumpit harusnya membuka dan menutup.
Trik untuk Menggerakkan Sumpit
Ketika menggerakkan sumpit, hal yang perlu dipertimbangkan yaitu bahwa pecahan atas sumpit yang seharusnya bergerak, sementara pecahan bawah umumnya tidak. Jika dilakukan dengan benar, Anda harusnya sanggup mengangkat benda-benda kecil menyerupai kacang atau biji-bijian beras satu per satu.
Hal yang Tabu Sekitar Sumpit
Ada juga beberapa hal tabu mengenai sumpit: Jangan meletakkan sumpit Anda di tepi mangkuk; ini dikenal sebagai “watashi-bashi” (meletakkan sumpit menyerupai jembatan). Anda juga dihentikan menggunakan sumpit Anda untuk menarik piring ke arah Anda, yang disebut “yose-bashi" (menggambil piring dengan sumpit). Di Jepang juga dianggap sebuah sikap jelek untuk memperlihatkan kuliner dari sumpit ke sumpit, atau meninggalkannya menancap ke dalam mangkuk nasi, sebab kedua tindakan ini terkait dengan budpekerti pemakaman. Secara umum, Anda harus menyimpan sumpit dalam posisi sejajar, dan hindari menyilangkannya.
Dalam budaya Taiwan, kau dianggap nggak sopan kalau…
Menggigit atau “mengemut” sumpit di dalam lisan terlalu lama
Menggunakan sumpit untuk mengambil isi sup
Meletakkan sumpit di meja. Letakkan di tatakan sumpit, atau di atas mangkok makanmu
Dalam budaya Korea, kau dianggap nggak sopan kalau…
Mengambil alat makan mendahului para orangtua
Membawa mangkok mendekati lisan kau ketika makan
Menggunakan sumpit untuk makan nasi, kecuali kalau kau orang dari golongan bawah. Gunakan sendok!
Dalam budaya Vietnam, kau dianggap nggak sopan kalau…
Meletakkan sumpit dengan bentuk V ketika selesai makan. Katanya ini tabu.
Mengambil kuliner pribadi dari meja atau piring lauk, trus pribadi dimakan. Taruh dulu di piringmu.
Meletakkan sumpit di lisan sembari menentukan makanan
Bentuk sumpit didunia
Sumpit Tiongkok
Sumpit tiongkok |
Ukurannya paling panjang dibandingkan sumpit lain. Selain itu, pecahan ujung sumpit tidak runcing. Ada alasan yang berkaitan dengan sejarah di balik itu, yaitu orang Tiongkok suka makan bersama dan membuatkan kuliner ketika makan, yang biasa disebut dengan 'makan tengah'.
"Pada kala ke-10, meja besar dan bangku diperkenalkan di Tiongkok. Dari situ, kebiasaan 'makan tengah' mulai dilakukan sebagai budaya. Nah, sebab sering makan bersama banyak orang di meja besar, sumpit Tiongkok dibentuk panjang. Tujuannya, semoga sanggup menjangkau kuliner di tengah meja besar tanpa merasa kesulitan," terang Edward.
Lebih dari itu, ketika orang Tiongkok membuatkan sajian Chinese hot pot (sejenis sajian sup yang disajikan di atas panci panas), sumpit yang panjang tersebut membantu mereka mengambil kuliner dalam panci tanpa harus khawatir terkena panasnya panci.
Sumpit Jepang
Sumpit jepang |
Dari segi bentuk, sumpit yang berasal dari Negeri Sakura ini mempunyai ukuran paling pendek di antara sumpit lain. Ia juga mempunyai ujung yang runcing. Alasannya, budaya Jepang tidak terbiasa membuatkan makanan.
"Orang Jepang percaya bahwa ketika bibir mereka menyentuh sumpit makan dan kuliner mereka, roh seseorang akan ikut masuk dalam sumpit dan kuliner tersebut. Jadi, setiap orang mempunyai sumpit dan kuliner dalam porsi masing-masing yang sangat personal," papar Edward.
Saat zaman perang dahulu kala, kalau seorang istri atau anak merindukan ayah mereka yang sedang berperang, mereka tetap menyiapkan sumpit makan ayah mereka di meja makan. Itu dilakukan untuk menghadirkan sang ayah di meja makan.
Alasan di balik runcingnya sumpit jepang yaitu orang Jepang sangat suka makan ikan. Sumpit berujung runcing mempunyai kegunaan untuk membantu memotong ikan hingga memisahkan ikan dari durinya."
Sumpit Korea
Hal ini menjadi budaya turun-temurun, sehingga semua orang Korea menggunakan sumpit perak, meskipun berasal dari kondisi ekonomi menengah ke bawah.
"Makanya, bentuknya pun pipih. Itu dilakukan untuk mengurangi biaya dan materi produksi sumpit. Selain itu, orang Korea juga gemar menyantap daging panggang. Sumpit perak tentunya lebih tahan usang untuk budaya makan tersebut," tuturnya
0 komentar